Minggu, 10 Oktober 2010

The most expensive luwak coffee in the world

World’s most expensive coffee

The most expensive coffee in the world does not hail from Jamaica or Hawaii, but instead from Indonesia.

Kopi Luwak the most expensive coffee in the world does exist, and those who drink the expensive coffee insist that it is made from coffee beans eaten, partly digested and then excreted by the Common palm civet, a weasel-like animal.

“Kopi” the Indonesian word for coffee along with “luwak” is local name of this animal which eats the raw red coffee beans. The civet digests the soft outer part of the coffee cherry, but does not digest the inner beans and excretes them.

Apparently the internal digestion ends up adds a unique flavor to the beans, removing the bitter flavor, and then beans are then picked up by locals and sold. The most expensive coffee beans can cost up to $600 a pound, and up to $50 per cup, if you can get over the fact that you are drinking such a strange brew.

You would know if you drank the most expensive coffee in the world, because the quantities of it are tiny amounts.

Rabu, 06 Oktober 2010

Selamat Datang di Java Kopi Luwak

Kopi Luwak adalah kopi yang telah dipilih dan dimakan oleh luwak (Paradoxorus hermaproditus) atau dikenal juga sebagai luak, musang dan rase pada beberapa daerah. Luwak memilih buah kopi yang mempunyai tingkat kematangan yang optimum berdasarkan rasa dan aroma serta memakannya dengan mengupas kulit luarnya dengan mulut, lalu menelan lendir serta bijinya.
Biji kopi yang masih terbungkus kulit ari yang keras (kulit tanduk/parchment) tidak hancur dalam pencernaan luwak karena system pencernaan luwak yang sederhana sehingga saat keluar bersama feses biji kopi masih utuh terbungkus kulit tanduk
Luwak
Pada saat biji berada dalam system pencernaan luwak, terjadi proses fermentasi secara alami selama kurang lebih 10 jam. Prof. Massiomo Marcone dari Guelpg University, Kanada, menyebutkan fermentasi pada pencernaan luwak ini meningkatkan kualitas kopi karena selain barada pada suhu fermentasi optimal 24 - 260 Celcius juga dibantu dengan enzim dan bakteri yang ada pada pencernaan luwak. Kandungan protein kopi luwak lebih rendah ketimbang kopi biasa karena perombakan protein melalui fermentasi lebih optimal. Protein ini berperan sebagai pembentuk rasa pahit pada kopi saat disangrai sehingga kopi luwak tidak sepahit kopi biasa karena kandungan proteinnya rendah. Komponen yang menguap pun berbeda antara kopi luwak dan kopi biasa. Terbukti aroma dan citarasa kopi luwak sangat khas. Proses fermentasi tak lazim oleh luwak ini membuat sebagian orang enggan mengkonsumsinya karena jijik atau takut. Padahal menurut Massimo, kandungan bakteri pada kopi luwak yang telah dioven lebih rendah daripada kopi dengan proses biasa.

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008